Rabu, Mei 21, 2008

SBY-JK; Indonesia Bisa, Asal ada uang

Tolak Kenaikan Harga BBM dan Batalkan BLT
Oleh Azas Tigor Nainggolan.

Beberapa hari lalu saya kedatangan seorang teman mahasiswa dari Belanda yang hendak melakukan sebuah penelitian di Jakarta. Dalam pertemuan itu kami sempat membicarakan situasi politik dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Salah satu topik pembicaraan kami adalah tentang kondisi warga Jakarta dalam diselimuti penderitaan akibat dari naik harga-harga kebutuhan hidup dan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar (BBM). Betapa memang walaupun harga BBM belum dinaikkan, saat ini hidup rakyat Indonesia sebagaimana dialami warga Jakarta sulit sekali. Warga Jakarta, mungkin juga di daerah lain terpaksa menyusun ulang atau bahkan merubah pola makan mereka sekarang. Banyak warga Jakarta saat ini terpaksa membeli dan memakan nasi Aking (nasi bekas yang dikeringkan dan dimasak kembali) yang harganya Rp 500,- per liternya. Sementara harga beras termurah sekarang ini adalah Rp 5.000,- per liter.

Semua kebutuhan hidup sudah naik, tidak terjangkau dan pemerintah tidak mau mengontrolnya walau pun harga BBM belum dinaikkan. Begitu pula sekolah yang katanya gratis ternyata juga tidak. Berobat yang juga katanya gratis ternyata tidak. Semua hanya janji tipu-tipu untuk menaikkan harga diri pemerintah di mata warganya yang sudah tidak percaya lagi. Akhirnya diskusi saya dengan teman mahasiswa tersebut berkesimpulan bahwa Indonesia Bisa, asal ada uangnya (dan uang habis dikorupsi). Kesimpulan ini bisa memiliki dua makna. Pertama maknanya uang itu sekarang sudah tidak cukup untuk terus memberi subsidi BBM sehingga harus distop dulu. Makna keduanya adalah, pemerintah biasanya baru akan berbuat atau bekerja apabila ada uangnya atau untungnya bagi kepentingan pribadi.

Makna pertama, uang negara saat ini sudah tidak cukup untuk membiayai subsidi BBM maka harganya harus dinaikkan. Melalui media massa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) mengumumkan tentang rencana mereka menaikan harga BBM. Mereka mengatakan bahwa penyebab utama kenaikan ini adalah melonjaknya harga minyak di pasaran internasional. Kenaikan harga minyak di pasaran internasional ini akhirnya akan berakibat pada kenaikan harga-harga kebutuhan hidup lainnya.

Menaikkan harga BBM sudah jadi pilihan dan tidak bisa dihindari apabila mau mengurangi dan “memberikan” subsidi pada rakyat secara benar serta tidak memberatkan APBN. Rencananya akan dinaikkan sekitar 30% pada akhir Mei atau awal Juni 2008. Kenyataan di lapangan berbeda, saat ini saja semua harga kebutuhan hidup sudah beberapa kali naik dan semakin mahal walau secara resmi harga BBM belum dinaikkan. Misalnya saja pada bulan Mei 2008 ini harga minyak tanah sudah mencapai harga Rp 7.500,- per liter dimana pada Januari 2008 masih sekitar Rp 6.000,- dan pada tahun 2004 harganya masih Rp 600,- per liter. Tentunya nanti ketika harga BBM jadi dinaikkan oleh pemerintah maka barang-barang kebutuhan hidup akan naik lagi. Untuk meringankan beban penderitaan rakyat, SBY-JK yang akan kembali mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin sebagai penyaluran dana yang seharusnya menjadi anggaran subsidi BBM.

Semua pernyataan dan cara kampanye yang dilakukan oleh pemerintahan SBY-JK di atas sama dengan yang dilakukan dan diucapkan ketika mereka hendak menaikkan harga BBM pada 1 Oktober 2005 lalu. Seolah-olah semua penderitaan atau kesulitan hidup rakyat Indonesia sekarang ini adalah akibat dari naiknya harga minyak di dunia internasional. Jadi masyarakat internasional itulah yang menyebabkan rakyat Indonesia miskin menderita hingga hari ini, bukan karena buruknya dan korupnya pemerintahan SBY-JK. Justru SBY-JK juga mau mengatakan atau mengkampanyekan mereka itu baik dan paham dengan penderitaan rakyat sehingga menaikkan harga BBM dan memberikan BLT bagi rakyat miskin. Mereka mengatakan bahwa apabila BBM di Indonesia tidak dinaikkan harganya maka yang akan terus menikmati subsidinya adalah orang kaya. Artinya menolak kenaikan harga BBM berarti berpihak pada orang bukan pada kepentingan rakyat miskin, itu kata Wapres Jusuf Kala.

Logika atau cara berpikir inilah yang mau dibangun oleh SBY-JK dengan kampanye kenaikan harga BBM dan penyaluran BLT ini. Secara kritis dapat dipertanyakan, mengapa SBY-JK begitu ngotot menaikkan harga BBM dan menyalurkan BLT yang jelas-jelas tidak bermanfaat? Pasti ada keuntungan yang disembunyikan oleh mereka dari situasi dengan memakai alasan naiknya harga minyak di dunia internasional? Sebagai pemerintah, mereka berdua harus tetap tampil suci tanpa noda dan penuh belas kasih pada rakyatnya. Tidak bersalah atas penderitaan dialami rakyat Indonesia dan mau menutupi kebenaran bahwa mereka adalah pemerintahan yang korup. Sok menjadi pahlawan dan katanya siap menjadi tidak popular akibat kebijakan yang terpaksa menaikkan harga BBM nanti. Kesalahan orang lain yang berbuat hingga rakyat menderita, mereka siap menjadi penyelamat rakyat, SBY-JK mau memberikan dana BLT. Jadi jelas terlihat bahwa memang kenaikkan harga BBM digunakan betul oleh SBY-JK sebagai kendaraan untuk menaikkan peran citra pribadi mereka. Naiknya peran citra pribadi itu bertambah kuat dengan obat bius BLT yang sebenarnya uang itu adalah uang rakyat juga yang jumlahnya tidak lebih besar dari uang yang mereka korup selama ini.

Jadi sulit dibayangkan pemerintahan SBY-JK akan membatalkan kenaikkan harga BBM dan menghentikan BLT karena itu adalah skenario pengaman sebagai upaya menutupi perilaku korupsi selama mereka berkuasa. Bagi pemerintahan yang korup seperti ini, memang rakyat miskin hanya jadi objek cari untung dan alat kekuasaan pribadi semata. Rakyat bagi mereka adalah objek yang mudah dibohongi atau dibius dengan janji kosong belaka dan tidak akan pernah menuntut balik. Rakyat oleh mereka harus terus dimiskinkan dan dibodohi, dengan demikian kekuasaan akan aman. Sebagai akyat tentunya kita sadar betul dan jangan berdiam diri, melawan dan harus berani agar tidak dibodohi terus menerus. Mari tolak kenaikkan harga BBM dan hentikan pembiusan lewat BLT.


Jakarta, 21 Mei 2008
Penulis adalah Advokat pada Kantor Hukum TMA dan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA)
Dapat dihubungi di HP: 0815 9977041, Email: azastigor@yahoo.com, blog: azastigornainggolan.blogspot.com

Tidak ada komentar: