Minggu, Mei 18, 2008

Rakyat Menderita, Pemerintah Bernyanyi Bohong Terus


Oleh: Azas Tigor Nainggolan

Rakyat terus dibuat susah dan menderita, pemerintah justru membuat semakin bertambah susah saja. Sejak awal Pebruari rakyat terus berteriak minta tolong agar pemerintah bertindak menurunkan harga-harga kebutuhan pokok yang terus naik. Tetapi pemerintah hanya bisa menipu rakyat dan bernyanyi sendu menutupi ketidak-mampuan serta ketidak-berpihakannya terhadap rakyat. Pertengahan Pebruari lalu pemerintah hanya bisa mengundang makan siang para pengusaha dan bernyanyi bersama lagu yang judulnya “Akan Menurunkan dan Mengendalikan Harga”. Lagu tersebut berisi akan mengeluarkan Keputusan Presiden serta melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga. Ternyata lagu tersebut hanya untuk membius dan membohongi rakyat yang terus menderita agar tidak bergerak dan protes.
Saat ini rakyat susah tidak bekerja, semua harga kebutuhan pokok harganya naik selangit dan susah didapat. Penderitaan itu akan semakin bertambah berat lagi dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat ini. Lagu apalagi yang akan dinyanyikan pemerintah untuk menutupi kesalahannya? Rupanya pemerintah tidak kehabisan inspirasi untuk membius dan membohongi rakyat. Pemerintah kembali menyanyikan lagu lama berjudul “BLT, Bantuan Langsung Tunai atau Bantuan Langsung Tewas?” Dalam lagu tersebut pemerintah berjanji akan meringakan beban penderitaan dengan memberikan dana subsidi BBM kepada rakyat sebagai BLT… Bantuan Langsung Tewas.

Lagu tersebut sama saja dengan lagu yang dinyanyikan pada saat pemerintahan SBY-JK menaikkan harga BBM pada 1 Oktober 2005 lalu. SBY-JK saat itu bernyanyi sama BLT akan diberikan agar rakyat diringankan bebannya. Rupanya lain lagu dengan kenyataannya. Semenjak saat itu rakyat terus bertambah penderitaannya, pemerintah tidak mau mengendalikan harga dan mensejahterakan rakyat. Lagu-lagu pemerintah hanya utnuk membius dan membohongi rakyat, termasuk BLT adalah memang Bantuan Langsung Tewas. Semua isi lagu yang diciptakan dan dinyanyikan pemerintahan SBY-JK sudah terungkap kebohongannya. Mau bernyanyi (bohong) apalagi sekarang?

Penderitaan rakyat sudah berat sekali dan semakin terpuruk kehidupannya sekarang ini. Pada tahun 2004 harga-harga kebutuhan pokok masih terjangkau walau berat. Tetapi pada tahun 2008 ini semua harga-harga tersebut naik melambung tinggi tidak terjangkau lagi. Sudah tidak lagi memiliki uang untuk menghidupi dirinya serta keluarganya. Semua barang yang menjadi kebutuhan hidup sudah tidak terbeli lagi, harganya naik tak terkendali dalam kisaran 200 % hingga 600 % dalam waktu 4 tahun ini. Padahal rakyat penghasilan atau penghidupannya selama 4 tahun ini tidak pernah mengalami peningkatan melainkan semakin terpuruk saja. Lihat saja penggusuran Pedagang Kaki Lima, Tempat tinggal dan Tempat usaha rakyat kecil terus digusur oleh pemerintah tanpa ampun.

Rakyat sudah tidak tahan lagi dengan penderitaan ini dan sudah muak dengan janji-janji yang dinyanyikan pemerintah. Mudahnya pemerintah terus menekan rakyat agar hidup menghemat dan mengetatkan ikat pinggang. Bagi rakyat bukan lagi menghemat tetapi sudah tidak bisa lagi membeli kebutuhan pokoknya secara manusiawi. Apanya yang mau dihemat, beli saja tidak bisa. Menyakitkan juga pernyataan Wapres JK dan Menteri Perindustrian yang mengatakan: “saat ini Indonesia sudah bisa mengekspor beras ke luar negeri karena cadangan beras cukup banyak. Jadi tidak perlu takut kekurangan beras.” Pernyataan ini menyakitkan rakyat kecil yang sudah tidak mampu lagi membeli beras.
Apakah Wapres dan Menteri Perindustrian tidak tahu bahwa saat ini rakyat sudah tidak bisa membeli beras? Sehingga cadangan beras Indonesia cukup besar. Juga apakah mereka tidak tahu saat ini rakyat bukan saja menghemat tetapi juga sudah merubah pola makan mereka. Rakyat terpaksa makan nasi Aking (nasi bekas yang dikeringkan) karena sudah tidak bisa beli beras. Begitu pula rakyat sekarang sudah menjadwal ulang pola makan hanya dua kali sehari makan nasi bagi anak-anak dan satu kali makan nasi bagi orang tuanya.
Sulit diterima akal sehat apabila pemerintah tidak bisa mengendalikan harga-harga kebutuhan hidup rakyatnya. Tidak mungking pemerintah tidak bisa untuk itu karena merekalah pemegang otoritasnya. Pemerintah hanya tidak mau mengendalikan harga-harga tersebut karena pemerintah juga terlibat di sana. Terlibat sebagai pengusahanya, penjual otoritasnya dan sebagai koruptornya. Apa yang bisa diharapkan dari pemerintah yang seperti ini? Pemerintah yang tidak berpihak sama sekali pada rakyatnya, tidak mau menolong rakyat dan hanya bisa umbar janji kosong belaka dan bernyanyi lagu kebohongan. Rakyat bersatulah untuk menolong diri kita sendiri dan mulailah merebut kembali kehidupan yang telah dijual pemerintah ketangan para pengusaha. Hidup kemanusiaan kita tidak bisa diserahkan pada orang lain termasuk pada pemerintah yang pembohong. Tetapi harus kita perjuangkan sendiri. Tolak Kenaikkan harga BBM dan turunkan harga. Atau turunkan SBY-JK!!! KAMI BUTUH PEMERINTAH YANG PRO RAKYAT BUKAN PRODUSER KASET.

Jakarta, 15 Mei 2008
Azas Tigor Nainggolan, dapat dihubungi di 08159977041; azastigor@yahoo.com atau di http://www.azastigornainggolan.blogspot.com

1 komentar:

Parsangkal mengatakan...

Merdeka....
Bela terus rakyat tertindas bang... maju terus pantang mundur!!